Kamis, 14 November 2013

Membandingkan Incremental Model dan Waterfall Model




                Setelah mengupas tuntas tentang model pengembangan Incremental pada postingan sebelumnya, maka pada edisi kali ini saya akan mengadu model pengembangan Incremental dengan model pengembangan perangkat lunak lainnya dan pilihan saya jatuh pada model pengembangan Waterfall.

                Seperti kita tahu tiap-tiap model pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing namun bagi yang ingin membuat program dengan mempertimbangkan model pengembangan rekayasa perangkat lunak maka kita harus mencari tahu plus minusnya agar nantinya kita bisa memilih mana model yang paling cocok untuk diimplementasikan pada program yang telah kita buat. So let’s go!

                Sebagai permulaan maka kita harus mengetahui seluk beluk tentang kedua model pengembangan tersebut. Maka saya akan mendeskripsikan secara singkat disini.

                Pada Incremental Model dimana perancangan sistem pada program dilakukan secara bertahap dan sedikit demi sedikit yang mana dimulai dari hasil perancangan dari Increment pertama kita peroleh hasil akhir berupa Core Product atau program inti yang sudah bisa menjalankan dan memproses kebutuhan user yang paling utama yang selanjutnya akan ditambah sedikit demi sedikit hingga program tersebut sempurna

                Sedangkan pada Waterfall Model dimana perancangan sistemnya diibaratkan sebagai air terjun yang dilakukan secara linear atau satu arah dengan tahap demi tahap dikerjakan secara detil sehingga tahap selanjutnya tidak bisa berjalan apabila tahap atau proses sebelumnya belum selesai dibuat dengan kata lain tidak dapat dikembalikan atau mengulang tahap sebelumnya karena jika ada kegagalan maka harus dimulai dari awal lagi.

                Meski terlihat sama namun ada perbedaan mendasar antara kedua model tersebut dimana Waterfall model sangat kaku terhadap perubahan sistem mendasar jika program sudah rilis karena sifat Waterfall model yang linier dan ketergantungan proses yang sangat tegas dengan tahapan proses sebelum dan sesudahnya. Sehingga jika terjadi kesalahan ataukah ada perubahan mendasar pada sistem maka proses pengerjaan harus diulang dari awal karena sistem sudah berubah sehingga sangat beresiko jika tim developer dan konsumen tidak mengkonsultasikan secara rinci requirement dan modellingnya. Maka dari itu Waterfall model tidak bisa mentolerir perubahan requirement dari pengguna meski kecil.

                Beda halnya dengan Incremental yang bersifat increment dan iteratif yang berulang dan berkesinambungan dan fleksibel terhadap perubahan karena sistem dapat diubah atau dianalisis ulang dan dikerjakan pada increment berikutnya dan juga resiko kegagalan program seluruhnya sangat kecil karena suatu proses inkremen tidak bergantung pada proses inkremen selanjutnya. Maka model Incremental sangat cocok pada proyek berskala kecil saja sedangkan Waterfall sangat cocok untuk proyek skala besar karena proses perancangan dilakukan secara hati-hati dan mendalam sehingga proses pengerjaan sangat lambat dan memakan waktu namun memiliki kestabilan sistem yang sangat tinggi. Dan proses perancangan model Incremental sangat cocok untuk proyek skala kecil yang fleksibel terhadap adanya perubahan dan penambahan fitur.


                Mungkin itu saja yang dapat saya tuliskan pada ulasan kali ini. Jika ada yang ingin menambahkan dan terdapat kesalahan pada ulasan saya mohon dikoreksi dan bisa diskusikan mengingat saya masih dalam proses belajar. So terima kasih telah berkunjung di blog saya kali ini dan Stay Tune!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar